KARYA SULTRA.ID-Akses layanan kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) memerlukan dukungan semua stakeholder guna menjamin mutu layanan. Salah satunya datang dari organisasi sosial dan kemanusiaan yakni Palang Merah Indonesia (PMI). Organisasi ini telah hadir di Konkep meski belum dilantik kepengurusannya. PMI Konkep dipimpin Imanudin S.Pd yang juga menjabat wakil ketua I DPRD Konkep.
Sejauh ini Imanudin bersama pengurus telah memantapkan persiapan pengukuhan yang dirangkaikan dengan acara Jumpa Bhakti Bahagia (Jumbara) dan Upacara Hari Relawan pada tanggal 26-30 Desember 2021 bertempat di ibukota Konkep, Langara.
Meski belum dikukuhkan, namun pengurus PMI Konkep telah mengikuti kegiatan kemah bakti di Kabupaten Buton belum lama ini. Kehadiran PMI Konkep di Buton sebagai bentuk keseriusan membangun jalinan silaturahmi dan komunikasi dengan pengurus PMI se-Sultra.
Ketua PMI Konkep, Imanudin berharap hadirnya wadah ini menjadi mitra strategis pemerintah dalam berbagai hal. Seperti pengadaan Bank Darah, aksi donor darah dan kegiatan sosial lainnya. Untuk itu ketika dilantik nanti akan di programkan berbagai kegiatan.
“PMI Konkep hadir sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam bekerja membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana alam maupun non alam tanpa membedakan latar belakang korban. Semoga kelak PMI menjadi wadah yang selalu tampil melayani masyarakat sebab ini berdasarkan tujuan dibentuknya yakni sebagai lembaga sosial dan Kemanusiaan yang netral dan mandiri,” jelasnya.
Sekretaris PMI Konkep, Kalpin S.Kep Ns M.Kes menjelaskan peran penting PMI. Dikatakannya, PMI Konkep merupakan hal yang baru di daerah Konkep sehingga perlu menguatkan kelembagaan. Bapak dua anak yang juga menjabat Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan, PMI akan memantapkan kepengurusan mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa hingga PMR di Sekolah-sekolah.
“Kita inginkan PMI menjadi garda terdepan memberikan edukasi tentang keselamatan kebencanaan kesehatan serta menjadi pelopor penyedia bank darah. Sebab kita akui daerah kita merupakan kepulauan yang memerlukan tersedianya stok darah. Ke depan kita tidak lagi merujuk pasien karena terjadinya pendarahan akibat tidak tersedianya stok darah,” harapnya.
Laporan: Lisman