No– Kasus Stunting atau masalah pertumbuhan pada anak masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi Indonesia saat ini tidak saja secara nasional bahkan hingga ke daerah daerah memiliki tugas dan peran penting dalam menekan angaka stunting.
Di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara salah satunya, setalah data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2022 merilis prevalensi stunting di masing masing Kabupaten Kota Sulawesi Tenggara, menempatkan Kabupaten Bombana berada pada urutan ke tujuh rendah dari tujuh belas kabupaten kota di Sultra.
Dengan presentse angka Stunting mencapai angka 26,8 persen, hal itu membuat Pemerintah Daerah (Pemda Bombana) harus berfikir ekstra dalam menekan capaian angka stunting Bombana. Tentunya Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) harusemyedika strategi tepat dalam menekan angka stunting tersebut.
Dalam ranga percepatan penurunan Stunting DPPKB Kabupaten Bombana bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sultra melaunching Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) pada tiga titik Kampung KB Bombana, Kampun KB Bombana diantaranya, Desa Watukalangkari Kecamatan Rarowatu, Desa Watumentade Kecamatan Rarowatu Utara dan Desa Anugrah Kecamatan Lantari Jaya. DASHAT itu di launching ada Kamis 14 September 2022 lalu hingga saat ini program Dapur Sehat Atasi Stunting masih terus berjalan.
Kepala DPPKB Bombana, Drs. H. Abdul Azis, M.Si mengungkapkan DASHAT diupayakan mampu mengubah pola perilaku di masyarakat dalam penyiapan gizi yang seimbang dimulai dari keluarga. Kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga sangat membantu penurunan stunting.
“DASHAT ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang, jadi seluruh keluarga yang mempunyai resiko stunting seperti ibu hamil, ibu menyusui, baduta (balita di bawah dua tahun), balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu melalui pemanfaatan sumber daya lokal termasuk bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumber daya dari mitra lainnya” terangnya
Hal ini sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas menyambut bonus demografi. “Jangan sampai para generasi penerus nanti terkena stunting yang mana mengalami gangguan tumbuh kembang pada tubuh dan otak karena kurang gizi, Stunting ini urusan kita bersama, inilah kenapa setiap ada acara penurunan angka stunting selalu melibatkan forum koordinasi pimpinan kecamatan (forkopimcam), TNI/Polri, serta masyarakat selalu kita libatka,” kata Abdul Aziz belum lama ini.
Lebih jauh Abdul Azis mengenai rilis data stunting Bombana yang di keluarkan SSGBI tahun 2021 yang dimana menempatkan Kabupaten Bombana pada angka 26,8 persen Abdul Aziz berarap
data tersebut tidak benar alias kesalahan dalam rilis, kata Abdul Aziz setelah data tersebut rilis maka dilakukan survei susulan langsung di lapangan beberapa wilayah yang dianggap banyak stuntingnya justru tidak ditemukan anak stunting di tempat tersebut.
“Namun demikian, semua warga Bombana harus tetap waspada jangan sampai kecolongan sehingga stunting muncul di kabupaten yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Sultra Dr H Mustakim, M.Si mengatakan, kegiatan masak memasak dalam program DASAT ini dapat dibiayai dari Dana Desa (DD) atau Alokasi Dana Desa(ADD) tergantung kebijakan pemerintah desa setempat.
“Adanya beberaa Program Pemerintah daerah dalam menekan kasus stunting diharapkan bisa memahami. Dan mengenai makanan sehat masayarakat harus lebih banyak tahu mengenai menu makanan sehat yang paling tepat dikonsumsi oleh para ibu hamil dan menyusui, para Bumil dan Ibu menyusui harus lebih ekstra memilih makanan, dan harus mengesumsi makanan sehat,” tamah Mustakim.
Kegiatan launching DASHAT dibuka langsung Kepala DPPKB Kabupaten Bombana Drs. H. Abdul Azis, M.Si, dihadiri Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Sultra Dr H Mustakim, M.Si, Camat, Kepala Desa, Kepala UPTD Balai Penyuluh KB, TNI/POLI, serta Pengurus kampung KB Bombana.
Laporan: Aldi Dermawan