KENDARI, KARYASULTRA.ID – PT. Bukit Makmur Resource (BMR) saat ini sedang fokus membangun fasilitas pabrik pemurnian nikel di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara (Sultra). Proyek PT. BMR ini berada di di Desa Mapila dan Desa Wumbusala Kecamatan Kabaena Utara dengan luas target areal 750 hektare serta target kapasitas produksi nikel 5 ribu ton pertahun.

Pengolahan nikel di Kabaena ini berbeda dengan pengolahan nikel lainya, pasalnya PT BMR mengolah biji nikel laterit kadar rendah menjadi kristal nikel sulfat dengan menggunakan pengolahan
heap leach.
Direktur PT. BMR Ridho Lestari mengatakan, sejatinya PT BMR ingin bersinergi dengan Pemda Bombana dalam investasi tersebut. Keutamaan dari proyek pembangunan pabrik pengolahan biji nikel memenuhi himbauan Presiden RI Joko Widodo. Sebagai perusahaan dengan seratus persen investasi dalam negeri (PMDN) PT Bukit Makmur Resources menjawab tantangan pemerintah Indonesia untuk mengolah sumber daya nikel menjadi produk berkualitas internasional.
Hal itu dikatakan Ridho Lestari, saat rapat koordinasi perihal investasi dan pengolahan biji nikel di Pulau Kabaena, bersama Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia di Kendari, Senin 5 September 2022.
“Produk ini berbentuk kristal sulfat yang sekarang ini lagi ngetren karena ini sebagai bahan baku utama energi listrik,” terang Ridho Lestari.
Dia juga melaporkan total investasi ditahap pertama itu sebanyak 182 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun lebih. Sampai saat ini dana tersebut sudah di alokasikan, untuk pembelanjaan mesin, pembelian lahan dan sebagainya. Sedangkan yang sudah terbayar berdasarkan progresnya, lanjut Ridho Lestari saat ini telah mencapai Rp 400 miliar. Dengan total investasi keseluruhannya nantinya diperkirakan bakal mencapai 240 juta dolar AS atau sekitar Rp 3 triliun.
PT BMR juga berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan kehidupan, sosial ekonomi dan kelestarian alam pulau Kabaena selain terdapat deposit nikel laterit dalam jumlah besar di pulau itu juga berlangsung dinamika pertanian dan perikanan yang merupakan mata pencaharian masyarakat setempat.
Masyarakat setempat, membudidayakan jambu mete, aren, kakao, cengkeh dan kelapa. Nelayan disana juga masih menggunakan rumpon sebagai alat penangkap ikan tradisional.
“Oleh karenanya pabrik komersial kami dibangun dengan teknologi
ramah lingkungan untuk memastikan masa depan yang lebih baik. Residu biji sisa pengolahan pabrik kami pun terkategorikan sebagai limbah tidak berbahaya dan tidak beracun serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pertanian,” kata Ridho Lestari.
Tentu investasi tersebut bukan dilakukan secara tiba-tiba atau dilakukan karena sedang ngetren, dengan investasi yang begitu besar tentu memiliki dasar. Pihak BMR sebelumnya telah melakukan riset selama lima tahun. Peta lokasi PT BMR sebelah utara menempatkan area Jetty yaitu di area Pising, Pembakaran atau biasa disebut SAP. “Pada April 2022 Perusahaan kami mendapat izin lingkungan,” pungkasnya.
Rencananya pada akhir tahun ini, hingga pertengah tahun 2023 mendatang PT BMR sudah mulai menyelesaikan pembangunan Jetty.
Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Muh Rasman Manafi mengatakan, bahwa program ini adalah program strategis. pertemuan kali ini adalah pertemuan pendahuluan untuk mengawal adanya kebijakan strategis.
“Kenapa kita lakukan rapat koordinasi ini, kita ingin mendengar seperti apa visi misi perusahaan ini, mengenai progres, dan dukungan yang dibutuhkan dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat, dirapat koordinasi ini juga kita akan carikan solusi mengenai kendala Perusahaan. Dan langkah taktis yang akan dilakuan nantinya,” kata Rasman.
Pihaknya fokus mengawal kebijakan strategis salah satunya kebijakan pengelolaan pertambangan yang dimana negara bisa mendapatkan manfaat yang besar dan masyarakat yang disekitar pertambangan juga bisa mendapatkan kesejahteraan yang relevan dengan pengelolaan pertambangan. Sulawesi Tenggara dikenal memiliki banyak industri pertambangan.
Menurut Muh Rasman Manafi, pihaknya bakal memfasilitasi dan mendukung perusahaan tersebut, alasannya selain perusahaan tersebut adalah perusahaan yang tidak memakai pemodal asing
perusahaan ini mengolah ore dengan kadar rendah menggunakan teknologi yang sangat canggih. “Harusnya kita sebagai pemerintah bisa memfasilitasi mendorong supaya investasi ini dapat berjalan tentunya sesuai dengan aturan yang ada, hal ini menjadi berkah untuk Sultra. Kenapa ini kita tidak coba fasilitasi, kita dukung, sepanjang aturannya, persyaratannya dia penuhi pastinya tidak ada soal,” jelasnya.
Meski begitu, Rasman tetap tegas menyampaikan, lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, sosial budaya harus menjadi hal penting yang harus diperhatikan PT BMR.
Dalam rapat koordinasi itu, PT BMR juga mengajukan permohonan dukungan terhadap kegiatan perusahaan di dantaranya, Terminal Khusus (Tersus).
“Kebijakan dari kementrian perhubungan dalam rapat tadi bahwa dalam kegiatan investasi perusahaan ini agar mengoptimalkan pelabuhan yang ada.
aturannya sudah terpenuhi, nah kalau aturannya belum terpenuhi ya jangan di lakukan, intinya di pihak kami semua harus clear,” tambah Rasman.
Perjalanan PT BMR di Tanah Kabaena Bombana bermula sejak Tahun 2016 sampai 2019 penyelesaian penelitian menyeluruh berskala laboratorium, tahun 2020-2021 mulai beroperasinya pabrik percontohan berskala 300-400 kali lebih besar dari penelitian laboratorium, tahun 2021-2023, pembangunan pabrik komersial tahap pertama yang akan menghasilkan 5.000 ton Ni/tahun sebagai kristal nikel sulfat. tahun 2023 beroperasinya pabrik komersial tahap pertama.
Progres Konstruksi PT BMR Pembangunan Upstream pembuatan atap seluas 10 hektare, Pembangunan area pabrik downstream, dan pembangunan area camp, progres akuisisi lahan, serta CSR (Corporate Social Responsibility) Program Kabaena Pintar Ekstra Kurikuler yang bertujuan mengenalkan dunia industri sejak dini.
Ekstra Kurikuler ini meliputi, Kelas Alpha: Siswa Kelas 1 dan 2 tingkat SMP yang terdiri dari 10 orang Kelas Betha: Siswa kelas 3 tinkat SMP berjumlah 10 orang. Sedangnkan kelas Carbon adalah kelas umum yang beranggotakan guru SD guru SMP dan pegawai desa.
Saat ini lahan perusahaan yang telah diakuisisi 65.2% (499.8 ha)
Tahun 2022 ini PT BMR telah menunjuk tim ekologi dan lingkungan dari Universitas Indonesia dan Universitas Halu Oleo survey baseline (Rona Awal) yang meliputi, Aspek Demografi, aspek Geografi, Aspek Sosial Budaya, Pola Komunikasi, Aspek Ekonomi dan aspek lainya.
Ditempat yang sama Pj Bupati Bombana Burhanuddin kepada Karyasultra.id mendukung adanya investasi PT BMR di Kepulauan Kabaena, menurut orang nomor satu di Bombana itu, investasi BMR adalah investasi yang cukup besar dan memiliki efek tentang kesejahteraan masyarakat. “Saya punya prinsip bahwa siapapun yang berinvestasi di Kabupaten Bombana kita akan beri dukungan penuh membangun Program Bombana Surga Investasi,” tandasnya.
Laporan: Aldi Dermawan