KARYASULTRA.ID, BOMBANA– Sejak naiknya harga BBM membuat semua barang naik. Hal paling terasa adalah kebutuhan pokok. Kenaikan kebutuhan pokok membuat emak-emak harus pintar-pintar mengatur pengeluaran agar tidak keteteran mengatur penghidupan. Begitupun dengan pemerintah juga ikut menekan kestabilan harga dengan menggelar berbagai program. Salah satunya pasar murah.

Pasar murah menjadi salah satu langkah strategis menekan laju inflasi, dan menjaga stabilitas harga komoditas bahan pokok yang saat ini sebagian diantaranya melambung tinggi.
Secara umum, penyebab inflasi adalah akibat kenaikan biaya produksi karena adanya desakan biaya produksi yang semakin naik. Untuk menekan laju inflasi
Pemerintah Kabupaten Bombana Sultra, melalui melalui Dinas Perindustrian Dagang dan Koperasi (Disperindagkop) menggelar pasar murah, Rabu 02 November 2022. Pasar murah yang digelar ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok serta membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Pj Bupati Bombana Burhanuddin dalam sambutanya mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang sangat sulit mulai dari dampak pandemi yang belum pulih, adanya perang, krisis pangan, hingga krisis energi dan keuangan mengakibatkan terjadinya inflasi.
“Dengan meningkatnya harga BBM maka berdampak meningkatnya laju inflasi. Arahan Presiden saat rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi, Gubernur, Walikota, Bupati harus betul betul bekerja sama dengan tim inflasi daerah memantau harga yang menyebabkan inflasi dan memantau stok pangan yang ada di daerah masing-masing,” kata Burhanuddin.
Sebaran inflasi pada September 2022 rata rata sebesar 5,95 persen inflasi tertinggi 8,85 persen Kabupaten Sampit, dan inflasi terendah 3,92 persen Waingapu. Sementara untuk wilayah Sulawesi inflasi tertinggi Luwuk 8,34. Tercatat kenaikan harga komoditas pangan diseluruh Provinsi bervariasi hingga pada minggu ke empat pada Oktober 2022 lalu beras menjadi komoditas penyumbang kenaikan harga di 34 Provinsi, Minyak Goreng di 31 Provinsi Gula Pasir di 29 Provinsi, Bawang Merah, Daging Sapi, Telur Ayam dan Tepung Terigu juga menjadi penyumbang laju infalsi nasional.
“Komoditas bahan pangan yang terpilih sebagai proxy infalsi dan dilakukan pemantauan, Beras, Daging Ayam ras, Daging sapi, Telur Ayam, Minyak Goreng, Gula Pasir dan sebaginya, sedangkan tugas tim inflasi daerah sendiri memantau pergerakan harga dan stok kebutuhan pokok,” terang dia.
Lebih jauh Burhanuddin menekankan agar jajaranya lebih hemat dalam porsi anggaran hal itu disampaikanya bertujuan untuk mengendalikan inflasi di daerah Bombana agar jajaran Pemerintah setempat dapat mengoptimalkan penggunaan dana belanja tak terduga, Bansos, Alokasi Dana Desa dan relokasi sebesar dua persen DAU yang telah dialokasikan pada tahun ini sesuai erdaran Menteri Dalam Negeri (Medagri)
“Kita patut bersyukur Kabupaten Bombana harga pangan utamanya masih stabil dan stoknya masih berlebih,” jelas Burhanuddin.
Kepala Dinas Perindagkop Bombana Asis Fair berharap, pasar murah yang digelar ini dapat membantu menekan laju inflasi di daerah Bombana. “Pasar murah ini adaah salah satu upaya menekan laju inflasi,” kata Asis Fair.
Ditambahkan Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bombana Hajar Aswad bahwa rencaa pasar murah Bombana bakal digelar sampai Desember mendatang dilakukan pada sebelas titik dengan sasaran 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bombana.
Laporan: Aldi Dermawan