WANGGUDU, KARYASULTRA.ID-Derita korban banjir di Konawe Utara dan Konawe adalah duka rakyat Indonesia. Sudah bisa dibayangkan betapa sedih dan pilu hati para korban banjir. Penderitaan inilah yang menggugah seluruh kalangan untuk turut serta mengulurkan tangan membantu dampak banjir. Salah satunya adalah organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Mulai dari seluruh elemen perawat di 17 kabupaten/kota Se Sultra hingga PPNI Pusat ikut serta menyumbangkan dananya.
Bantuan terfokus di kabupaten Konawe Utara (Konut) dan Konawe. Rombongan relawan PPNI Sultra bertolak dari Kendari menuju ke Konut pukul 11:00 Wita. Sementara rombongan relawan PPNI Kabupaten Kolaka menyalurkan bantuan ke Pemda Konawe.
Dalam perjalanan relawan PPNI Sultra harus mengeluarkan energi dan biaya besar ketika melewati titik banjir di bantaran sungai Sampara. Relawan yang terdiri dari 9 orang ini membawa bantuan menggunakan mobil Dum Truck dan satu unit mobil minibus. Para relawan harus mengerutkan dahinya dan mulai berkeringat ketika antri melewati empat titik banjir di bantaran sungai Sampara. Mobil minibus harus melewati banjir menggunakan rakit dengan biaya Rp 250 ribu serta beberapa lokasi banjir dibantu di dorong oleh warga dengan biaya Rp 100 ribu. Titik banjir lainnya juga harus ada biaya penunjuk jalan.
Mobil Dum Truck harus menerobos banjir dan juga harus mengeluarkan biaya. Rasa was-was para relawan terkait kondisi mobil juga mewarnai ketegangan.
Rombongan tiba di ibukota Konut jam 16:40 Wita setelah menempuh perjalanan 5 jam. Relawan disambut bupati Konut, Ruksamin dan ketua PPNI Konut, Marjoni SKM MPH. Satu per satu bantuan sembako, pakaian layak pakai, sendal, perlengkapan mandi, mencuci dan makanan siap saji di turunkan dari mobil. Sebagian bantuan langsung diserahkan ke posko utama yang terletak di Rujab bupati dan sebagian langsung dibagikan di posko pengungsian.
Bupati Konut, Ruksamin mengungkapkan rasa syukur atas kerja ikhlas organisasi Perawat mengantarkan bantuan sampai ke titik lokasi banjir. “Terima kasih banyak kepada teman-teman perawat sudah susah payah kerja ikhlas dan rela menerjang banjir hingga sampai ke titik pengungsian,” katanya.
Pengamatan relawan PPNI Sultra, di lokasi banjir sudah nampak surut airnya. Namun para pengungsi masih belum bisa kembali tinggal ke rumahnya karena lumpur tebal memenuhi rumah-rumah warga. Butuh kerja keras membersihkan kepungan lumpur berwarna merah. Pengungsi juga terserang penyakit gatal-gatal, diare dan beberapa penyakit lainnya. Sesuai rencana, para relawan akan membantu pelayanan kesehatan.
Laporan: Kalpin